Senin, 28 Januari 2013

Akuntansi Syariah

Al-Quran & Akuntansi : Sistem Pencatatan Berpasangan

Siang & malam, langit & bumi, laki-laki & perempuan, tangan kanan & tangan kiri, dan putik & benangsari merupakan sekelumit contoh keberadaan sistem berpasangan dalam kehidupan. Bahkan, para ilmuwan modern telah berhasil mengidentifikasi keberadaan proton & antiproton, elektron & pasitron, dan neutron & antineutron sebagai pasangan-pasangan di komponen atom (Caner Taslaman, 2011). Masih banyak ragam pasangan yang mencerminkan sistem berpasangan tersaji berlimpah di alam semesta ini sebagai tanda-tanda kekuasaan ALLAH SWT.
Dalam khazanah pengetahuan yang telah terbukti memberi kontribusi positif bagi kehidupan manusia, penerapan konsep bilangan biner “1 & 0” di ilmu komputer dan konsep “positif & negatif” di ilmu elektrik pada dasarnya dikembangkan berlandas pada sistem berpasangan. Pemberlakuan kedua konsep tersebut bukan sebatas merupakan hasil kesepakatan belaka oleh manusia. Keberadaan konsep “1 & 0” dan konsep “positif & negatif” sebagai representasi dari banyak pengetahuan yang berlandas sistem berpasangan sebenarnya telah dituangkan dalam kitab suci Al-Qur’an yang diwahyukan lebih dari 1.350 tahun yang lalu (sebagaimana tercantum dalam QS. Yaasin [36]: 36, ALLAH SWT menciptakan semuanya berpasangan, baik yang diketahui manusia maupun yang tidak diketahui manusia).
Kitab suci Al-Qur’an menyajikan sistem berpasangan sebagai kebenaran di banyak ayat, diantaranya adalah sebagai berikut. Penciptaan nabi Adam AS dan pasangannya disajikan dalam QS. Az-Zumar [39]: 6. Peristiwa nabi Nuh AS dengan kapalnya yang berisi beragam hewan yang masing-masing dengan pasangannya disebutkan dalam QS. Adz-Dzaariyaat [51]: 49. Manusia yang diciptakan berpasang-pasangan dituangkan dalam QS. Fatir [35]: 11, Ar-Ruum [30]: 21, dan QS. An-Najm [53]: 45. Gambaran dalam Surga yang tersedia aneka buah-buahan yang berpasang-pasangan dituangkan dalam QS. Ar-Rahmaan [55]: 52 – 53. Masih banyak ayat Al-Qur’an yang menunjukkan sekaligus menegaskan kebenaran sistem berpasangan.
Salah satu fungsi penting keberadaan sistem berpasangan adalah untuk menjaga keseimbangan. Interpretasi ini mendasarkan diri pada ayat QS. Ar-Ruum [30]: 21 yang menegaskan bahwa manusia diciptakan berpasangan agar mereka merasa tentram atau tenang yang mana ketenangan tercermin salah-satunya melalui keseimbangan. Selanjutnya, konsep keseimbangan ini dapat dituangkan dalam format matematika, baik dalam format sederhana (misalnya, persamaan linear) maupun dalam format lebih rumit (persamaan berpangkat seperti dalam rumus Energi yang dikembangkan Einstein). Oleh karena itu, adalah sangat wajar jika para pencetus sekaligus pelopor awal pengembangan matematika yang terkenal adalah kaum muslim.
Apa kaitan sistem berpasangan dengan akuntansi? Akuntansi telah mengenal konsep “sistem pencatatan berpasangan” sejak lama, bukan hanya delapan atau sembilan puluhan tahun tetapi beratus-ratus tahun yang lalu. Aplikasi sistem pencatatan berpasangan di akuntansi diwujudkan dalam penerapan mekanisme debet kredit. Selanjutnya, mekanisme debet kredit sendiri telah teridentifikasi sepenuhnya berlandas pengetahuan matematika, khususnya aljabar dan aritmetika (baca “Al-Qur’an & Akuntansi (1): Asal Usul Debet Kredit”). Mekanisme debet kredit terbukti bukan merupakan kesepakatan maupun aturan semata yang dibuat manusia sebagaimana dituduhkan oleh sebagian orang dewasa ini. Dengan demikian, saat ini kita setidak-tidaknya mengetahui keterkaitan yang sangat kuat antara Al-Qur’an dan akuntansi: sistem pencatatan berpasangan merupakan cermin dari sistem berpasangan sebagaimana merupakan kebenaran yang tersaji dalam Al-Qur’an sebagai kalam ALLAH SWT. Rasanya, tidaklah berlebihan kalau kita mau menyisihkan sedikit waktu untuk merenungi hal ini. 

Source :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar